Minggu, 06 April 2014

Ilmu

Tentang kemuliaan ilmu tiada seorangpun meragukannya, karena ilmu hanya khusus dimiliki manusia. Selain manusia, tiada makhluk yang oleh Allah di bekali ilmu, misal binatang: punya nafsu tapi tiada ilmu, bahakan malaikatpun juga demikian, mereka diciptakan Allah hanya untuk mengabdi pada Allah dan patuh, begitu pula syaitan, andai punya ilmu niscaya syaitan akan mematuhi perintah Tuhannya, yaitu Allah subhanahu wata'ala. Dengan ilmu, Allah memperlihatkan keunggulan Nabi Adam, as. atas para malaikat dan memerintahkan mereka agar bersujud pada beliau. Sesungguhnya mulia ilmu itu karena kedudukannya menjadi wasilah terhadap kebaikan
dan taqwa, suatu hal yang membuat manusia berhak memperoleh kemuliaan di sisi Allah SWT dan kebahagiaan abadi. Selain itu, manusia yang hidup di dunia tetapi tidak ada ilmu di dalam hidupnya, maka merekalah ibarat binatang yang tak tau apa-apa. Jadi begitulah kemuliaan orang yang mempunyai ilmu. Tiada orang yang rugi bila mereka punya ilmu, bahkan Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan orang yang mempunyai ilmu. Orang yang sholat maka harus mengetahui ilmunya sholat, misalkan syarat wajibnya, syarat sahnya dan rukunnya sholat. Orang yang menunaikan ibadah haji, maka harus mengetahui ilmunya orang naik haji dan begitu pula dengan ibadah-ibadah yang lain yang memerlukan ilmu. Maka wajib lah menuntut ilmu itu bagi setiap manusia yang hidup di dunia, baik ilmu yang bersifat dunyawi dan ilmu yang bersifat ukhrawi agar terjalin suatu kesinergian atau berimbangnya ilmu dunia dan akhirat, namun dengan tidak lebih nengutamakan ilmu dunia saja, atau akhirat saja, tetapi dua yg saling penting. Kalau mana yang lebih utama, tentulah ilmu akhirat yg lebih penting, namun dengan tidak meninggalkan ilmu akhiratnya. Sejatinya orang yang mengejar ilmu akhirat itu maka ilmu dunianya juga akan terpenuhi, karena ilmu akhirat tidaklah mungkin hanya mengajarkan utk kebaikan di akhirat saja, akan tetapi juga di dunia juga harus menjalin hubungan sesama dengan baik, mengingat manusia sebagai makhluk sosial. Ilmu sosial misalnya, ada kaitan yang erat dengan ilmu agama, Islam mengajarkan untuk saling berta'awun, maka ilmu sosialpun juga mengajarkannya agar tercipta suatu sistem sosial yang saling melengkapi. Ada petani sebagai produsen, maka ada pula para pejabat yang mengkonsumsi. Ada guru, maka adapula siswa yang mendengarkan nasihat-nasihatnya. Ilmu bisa di dapat di mana saja, tidak hanya di lingkungan formal: SD, SMP, SMA, S1, S2 atau S3 namun bisa juga melalui lingkungan informal: Keluarga; atau melalui lingkungan nonformal: madrasah, ponpes ataupun di masyarakat sekitar.