Jumat, 28 Maret 2014

Aswaja dan PBNU (*Oleh: KH Said Aqil Siradj)

Dalam ceramahnya, Kang Said menguraikan banyak hal. Menurutnya, kemajuan ilmu pengetahuan, seharusnya membawa kemajuan akhlak. Tetapi kenyataannya tidak selalu seperti itu. Ketinggian ilmu kadang tidak berbanding lurus dengan ketinggian akhlak. Aktifitas seorang Muslim hendaknya jangan dihabiskan di luar rumah, tetapi harus ada aktifitas di dalam rumah. Salah satunya adalah dengan cara mendalami dan memperluas pemahaman ajaran-ajaran agama islam.Menurut Kang Said, tugas ulama ada dua yaituLiya-tafaqqohu fiddiin= mendalami ilmu agama Islam.wa-liyundiru qaumahum=dakwah dan mendidik masyarakat agar lebih baik (akhlak dan agamanya). Kedua tugas ini seringkali kita temui dalam pendidikan pesantren. Akhlaq, moral dan karakter diajarkan di pesantren bukan di sekolah umum.Lalu, Kang Said pun bercerita tentang kisah unik penulisan sebuah kitab yang sekarang banyak dipakai dalam dunia pesantren. Abdurrahman al Mahdi, seoranggubernur Asia Tengah pernah berkirim surat kepada Imam Syafii (150 -204 H). Dalam surat tersebut, sang Gubernur menulis,“Syaikh, saya ingin paham agama Islam dengan benar! Bagaimana caranya?”Mendapat surat dari Gubernur seperti itu, Imam Syafi’i kemudian memanggil Rabi’ bin Sulaiman al Murobi, salah satu asistennya. Imam Syafi’i berkata,“Kita harus menjawab surat dari Gubernur. Saya yang ngomong, kamu yang tulis!”Karena kedalaman ilmunya, Imam Syafi’i membalas surat dari Gubernur sampai 300 halaman yang berisi tentang ilmu ‘Ushul Fiqih. Akhirnya surat balasan untuk Gubernur tersebut menjadi sebuah kitab terkenal karya Imam Syafi’i dan diberi judul “Ar Risalah”. Kitab ini seringkali dijadikan rujukan oleh para ulama salaf di pesantren-pesantren di Indonesia.

sumber: http://pondokhati.wordpress.com/2013/07/04/2153/

Untuk lebihnya, kang Didin akan menyuguhkan video bpk KH Said Aqil di Ponpes Sulaiman Trenggalek tentang PBNU dan konsep aswaja. Namun bagi kita sudah tidak asing lg dengan sebutan aswaja, yaitu sperti yang sudah di bahas dlm pengajian nya bpk KH Said Aqil, bahwa kita jng sampai lepas dari tiga hal, yaitu dari bayan Ilahi, bayan nabawi dan bayan
Aqli. Ketika kita punya permasalahan di dunia, jadikan bayan Ilahi sbgai rujukannya, ketika tdk menemukan di sana, maka gunakan bayan Nabawi, ktika msih tdk menemukan, maka gunakan bayan
Aqli. yaitu pemahaman para ulama, bkn ulama jaman skrg, tp ulama salaf.. kalau zaman nabi kalau ada kerancauan, dan para sahabat tidak mnemukan pemecahannya di al-
Qur'an dan as-Sunnah, maka sudah pastilah meraka tanya kan pada
Rosululloh scra langsung. tp klo skarang........ 
?
oke sobat smua lebih mantabnya monggo di download video nya...

http://www.4shared.com/video/GYYz2tX3ce/Prof_Dr_KH_Said_Aqil_Siradj_M_.html

Ada salah kata dari penulis, mohon maaf ingkang katahhh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar