Rabu, 12 Maret 2014

Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIR JAILANI Ra BAB II

Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dilahirkan didusun Jilan, kota terpencil diluar kota Tobaristan,pada Tanggal 1 Ramadhan 471 H.Pada waktu beliau masih bayi, disiang hari bulan Ramadhan,beliau tidak mau menetek (menyusu),karena inayah dari Allah kepada beliau.Dan ketika usianya mendekati balig, Kanjeng Syaikh gemar mempelajari ilmu pengetahuan,mengunjungi para ulama' yang mulia lagi berpengetahuan tinggi, dengan amalan-amalansholihnya mencapai derajat yang utama, maka kemajuannya dalam bidang ilmu danamal-amalutama sangat maju bahkan ibarat lebih dari burung merak.Kanjeng Sayikh ra. belajar ilmu fiqih kepada Sayikh Abil Wafa Ali bin Aqil dan kepada Sayikh Abil Khotob Al-KalwadzaniMahfudh bin Ahmad Al-Jalil, dan Kepada Syaikh AbilHhusaini Muhammad bin Al Qodli abi Ya'la, Juga kepada para ulama' yang nampak ilmunya luhur serta derajatnya yang mulia. Dibidang adab Kanjeng Syaikh belajar kepada Syaikh Abi Zakariya yahya bin Ali Ath-Tibrizi, Disitulah Kanjeng Syaikh mengunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengali berbagai hal yang bermanfaat dan berguna. Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at belajar ilmu thoriqoh kepada seorang Guru yang Mursid Arif billah, yaitu Syaikh Abil Khobirihammad bin Muslim ad Dabbas.Kemudian Kanjeng Syaikh meneruskan bi'at toriqohnya kepada Syaikh Qodli Abi Sa'id al-Mubarok hingga mendapat ijin menjadi Syaikh mursid yang adabiyahnyameniru mursyidnya yang sudah sempurnya dan tidak henti hentinya terpeliharah dari inayah Allah, sehingga derajat kewalianya terus naik ketingkat kesempurnaan, karena cita citanya yang luhur beliau dapat mengalahkan sifat yang tercela dan nafsu syaithoniayah yang menyesatkan, juga cancut tali wanda beliau meniggalkan apa yang menjadi kesenagannya dan hal hal yang mubah(boleh), juga meningalkan keramaian dunia, pergi mengembara kehutan di Negeri Irak selama duapuluh lima tahun sehingga tidak mengenal orang, bahkan banyak orang yang mencemooh dan tidak mau memperdulikan, karena keluarga yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akandiabaikan. pada permulaan beliau melakukan pengembaraan memang dirasakan banyak menghadapi tantanganserta kehawatiran-kehawatiran, tetapi semua hambatan itu dapat dihadapi dengan tabah dan tetap melanjutkan pengembaraan kehutan belantara.pakaian yang dipakai jubah dari bulu, kepalanya ditutup sobekan kain, berjalan tanpa sandal, melalui tempat-tempat berduri ditanah-tanah terjal, yang demikian itu karena beliau tidak menemukan sandal makananya buah buahan yang masih dipohon, sayur yang sudah dibuang daun daun rerumputan yang berada ditepi-tepi sungai, bahkan lebih banyak tidur dan tidak minum.pernah berhari hari tidak makan apapun, Tiba-tiba dijumpai seseorang yang kemudian menberinya sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang dirham sebagai penghargaan kepada beliau. kemudian diambil sebagian untuk membelitepung, jenang dari kurma dan samin danduduklah kanjeng Syaikh untuk menikmati makanan tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuh kertas yang jatuh , tulisanya berbunyi : Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hambaKu yang lemah, sebagai perantara untuk melaksanakan ta'at kepada Allah, sesungguhnya Hamba-hambaKu yang kuat, tentu tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun. seketika itu beliau meninggalkan makan, mengambil saputangan untuk membunkusnya dan ditinggalkannya lalu menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan kemudian meninggalkan tempat itu. atas kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga oleh Allah dan selalu dalam pertolonganNya."ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dananugerahkan kepada kami berkat rahasiakewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar